19 April 2008

Banggakah saya???

Jika ditanya apa saya bangga menjadi orang Indonesia, dengan pasti saya akan menjawab saya bangga menjadi orang Indonesia tapi jika ditanya apakah saya juga bangga menjadi warga negara Indonesia tanpa pikir panjang saya pasti akan menjawab saya malu memiliki kewarganegaraan Indonesia. Coba kita bersama ingat bahwa pengertian bangsa dan negara adalah berbeda. Bangsa adalah perasaan senasib sepenanggungan entah itu karena kedekatan ras, agama, suku, maupun sejarah. Indonesia merupakan sebuah bangsa yang mendasarkan terbentuknya sebuah negara Republik Indonesia dikarenakan lebih dekat kepada kedekatan sejarah yaitu sama-sama pernah merasakan rasanya dibawah pemerintahan penjajahan kolonial Belanda. Pemahaman dari negara sebenarnya sama dengan sebuah perusahaan atau organisasi. Negara adalah organisasi yang diciptakan untuk mewujudkan cita-cita berbangsa. Nah sekarang anda pasti sudah mengerti maksud saya berkata seperti itu dan bagaimana dengan anda sendiri?

05 April 2008

Aku tak berdaya

aku hanya manusia yang tak mampu berkata apa

aku hanya manusia yang tak mampu berkata

aku hanya manusia yang tak mampu

aku hanya manusia yang tak

aku hanya manusia yang

aku hanya manusia

aku hanya

aku

BUKAN TUHAN

09 Februari 2008

Apa kabar dunia???

Dunia lagi gonjang-ganjing seperti cerita wayang. Kita berada pada situasi yang mengkhawatirkan dalam hal ekonomi. Semua berawal dari krisis di Amerika dan kebangkitan ekonomi di China. Apakah model ekonomi dunia nanti akan berubah dengan kemungkinan adanya pergantian kutub ekonomi ini? Amerika yang liberalis harus berjuang sendiri menghadapi kekisruhan ekonomi yang sedang menerpa dirinya. Dia ibarat manusia yang terlalu pongah sehingga ketika dia berada dalam kesulitan tak ada satu pun orang yang mau membantu. Sedangkan China sedang asyiknya menikmati keberhasilan pembangunan mereka yang katanya harus mengorbankan HAM. Lalu dimana Indonesia? Sama saja, kita tidak pernah berubah hanya menjadi penonton dan follower menatap dengan bingung dan gelisah tanpa tahu arah. Mau kemana kita padahal kita sendiri tidak tahu cara berposisi dalam percaturan ekonomi dunia jadi coba untuk menghilangkan pertanyaan semacam itu dan mencoba menjawab pertanyaan seperti ini; Siapa yang disebut dengan Indonesia dan bagaimana cara kita membentuk ekonomi sesuai dengan jati diri kita? Viva Indonesia kita tahu kita bisa...

21 Oktober 2007

Asik Jakarta bebas pengemis

Bayangkan bisa jadi apa para pengemis itu (dengan pengecualian) jika potensi diri dapat terakomodir dengan baik...

Jakartaku bebas pengemis itu sudah aku nanti-nantikan sejak lama... kenapa? Alasan yang saya angkat adalah karena Jakarta merupakan icon Indonesia alias ibukotanya perlambang kemakmuran suatu negara. Apakah kalian tidak malu jika ada pejabat negara lain yang sedang melintas perempatan jalan melihat banyak pengemis berkeliaran? Apa kata dunia?

Rumahku bebas tikus itu sudah aku nanti-nantikan sejak lama... kenapa? Alasan yang saya angkat adalah karena rumahku adalah tempat berteduhku alias tempat aku menjalani sebagian waktu dari hidupku perlambang kualitas hidup keluargaku. Apakah kalian tidak malu jika ada tamu sedang berkunjung mendengar dan melihat banyak tikus berkeliaran? Apa kata masyarakat?

Ups mungkin kedengarannya terlalu ekstrem ya?? Tapi saya mencoba untuk memberikan analogi dari kenyataan dalam lingkup keluarga. Tikus adalah aib bagi rumah dan pengemis sama halnya bagi sebuah bangsa dan negara. Mereka adalah hasil dari sebuah ketidakberesan dalam penataan kehidupan bersama. Dengan segala ketidakpedulian saya tentang asal muasal masalah dan tentunya bagaimana cara pemerintah menghadapi masalah tersebut saya mencoba melukiskan tikus akan pernah hilang dari rumah selama penghuni rumah terus saja menempatkan sisa makanan tidak pada tempatnya dan pengemis tidak akan pernah hilang selama uang kasihan terus menggelontor tanpa sanggup memilah apa yang aku lakukan sudah benar atau malah menjerumuskannya???

14 September 2007

Tak usah kugapai

Mata muncul dalam ruang itu tak menyentuh namun mengganggu apa yang aku lakukan hari ini. Seakan tak berdosa ia mematah luluhkan apa yang telah aku tancapkan 1 tahun yang lalu mulai dari saat dimana kutatap dia. Siang itu...

Maju melabrakku ke tembok tua
Tak maju tak dosa namun kumau itu

Mata itu muncul untuk kedua kali dalam waktuku. Bergoyang aku tak tahan aku tergoyang
mencoba melawan namun tenaga tak pasti tiba. Mana hey malaikatku segala pelindung
cintaku dimana tabut cinta pernah kutitipkan padamu.

Muncul pintu terbuka namun kian tertutup
Tiap detik
Tiap menit
Laksana api akhirnya mati juga

Mata itu kian tenggelam dalam-dalam. Aku tak peduli walau mungkin... Ah tak usah kugapai.
Sulit itu untukku sulit pula untuk semua. Kini kuberjalan dengan arah utara yang seharusnya selatan dan arah timur yang tak menuju barat.